Pinangdaily - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyatakan bahwa Israel belum mengambil keputusan terkait respons terhadap serangan rudal Iran yang terjadi baru-baru ini. Dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Jumat (4/10), Biden menyarankan agar Israel mempertimbangkan opsi-opsi lain, termasuk menghindari serangan langsung terhadap infrastruktur minyak Iran.
"Israel masih dalam tahap pertimbangan mengenai tindakan yang akan mereka ambil, dan diskusi terkait hal ini masih berlangsung," ujar Biden. Ia menambahkan bahwa dirinya berharap dapat berbicara lebih lanjut dengan pejabat Israel setelah keputusan final dibuat.
Serangan rudal Iran pada Selasa malam (1/10) menjadi bagian dari eskalasi ketegangan yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan kelompok-kelompok proksi Iran di kawasan. Dengan bantuan dari Amerika Serikat, Israel berhasil mencegat sebagian besar dari sekitar 200 rudal yang diluncurkan ke wilayahnya.
"Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari serangan brutal, baik dari Iran, Hizbullah, maupun kelompok Houthi. Namun, mereka harus tetap waspada untuk meminimalkan korban sipil," tegas Biden.
Tanggapan Iran
Di sisi lain, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa Iran tidak akan mundur dalam menghadapi Israel. Ia juga membenarkan serangan rudal yang dilancarkan negaranya sebagai tindakan balasan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, yang berada di Beirut, menyatakan bahwa Iran tidak berencana melanjutkan serangan rudal ke Israel. Namun, ia menegaskan bahwa Iran siap memberikan respons lebih keras jika diserang.
Serangan AS ke Target Houthi di Yaman
Di tengah eskalasi tersebut, militer AS melancarkan serangan udara terhadap 15 target yang dikuasai kelompok Houthi di Yaman. Kelompok Houthi yang didukung oleh Iran diketahui telah meluncurkan rudal ke Israel dan menyerang kapal AS di Laut Merah. Washington menyatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk menghentikan kemampuan serangan kelompok tersebut.
Korban Sipil dalam Konflik
Dalam perkembangan terbaru, Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi kematian seorang warga negara Amerika, Kamel Jawad, yang menjadi korban dalam serangan Israel di Lebanon. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 2.000 orang telah menjadi korban jiwa selama setahun terakhir akibat konflik ini.
Konflik yang terus memanas telah mendorong berbagai pihak internasional untuk menyerukan agar semua pihak berhati-hati dalam menangani situasi, khususnya terkait dengan korban sipil yang terus berjatuhan. (Foto: REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa)